Kamis, 09 April 2009

Mount Everest

Mount Everest

Dunia punya banyak fenoma alam. Ada air terjun Niagara, pegunungan es Alpen, wilayah bersalju Eskimo, dan tentu saja Mount Everest yang berada di pegunungan Himalaya.

Yang utama diingat orang, tentu, Everest adalah gunung tertinggi di jagat raya. Tingginya mencapai 8.850 meter di atas permukaan laut. Mari kita bandingkan dengan Gunung Sibayak yang terletak di dataran tinggi Karo dengan ketinggian 2.094. Artinya puncak Everest 4 kali lebih tinggi dari Gunung Sibayak.

Demikian tingginya puncak Everest ini sampai yang berpendapat jika everest dimasukkan ke dalam palung laut terdalam di dunia sekalipun, puncaknya masih bisa terlihat.

Letak Everest tak lazim, berada di tiga wilayah berbeda: Nepal dan Tibet. Puncak Everest, karena letaknya itu, menandai perbatasan Nepal dan Tibet. Orang Nepal menyebutnya Sagarmatha atau ‘dahi langit’. Orang Tibet menjulukinya Chomolangma atau ‘Bunda Semesta’ yang diambil dari nama China Zhunulangma Feng.

Konon gunung ini tercipta jutaan tahun lalu akibat terjadinya tabrakan dahsyat antara lempengan India dan Asia. Dalam proses perjalanannya gunung ini menjadi gunung tertinggi dan bersuhu sangat dingin dengan titik dingin di bawah 0 derajat celcius. Saking dinginnya, tidak satu hewan dan tumbuhan pun yang bisa bertahan hidup. Ribuan tahun lamanya di peta dunia gunung ini belum diberi nama.

Everest ditemukan oleh Sir George Everest pada 1841. Surveyor asal Inggris itulah yang pertama menemukan lokasi Everest. Nama Everest sendiri digagas Sir Andrew Waugh, penerusnya.
Sementara orang pertama yang menyatakan Everest sebagai gunung tertinggi di dunia adalah Radhanath Sikdar, juru ukur dan pakar matematika asal Bengal. Ia melakukannya lewat perhitungan trigonometrik pada 1852 dengan menggunakan teodolit di India dari jarak 150 mil.

Ketika pertama kali diukur pada 1856, Mount Everest tercatat setinggi 8.839 meter di atas permukaan laut. Lalu, direvisi lagi menjadi 8.840 meter atau 29.002 kaki. Tambahan 0,6 meter atau 2 kaki itu menunjukkan, di masa itu ketinggian yang tepat akan dianggap sebagai perkiraan yang dibulatkan. Sementara perkiraan umum yang digunakan saat ini diperoleh melalui bacaan Sistem Posisi Global (GPS). Gunung Himalaya, misalnya, masih terus bertambah tinggi akibat pergerakan lempeng tektonik kawasan itu.

Pencapaian Puncak Tertinggi di Dunia

Pertengahan abad 19 cerita tentang puncak tertinggi di dunia telah tersiar ditelinga masyarakat dunia. Pendaki gunung berkaliber dunia sangat tertantang untuk menaklukkan ketinggi gunung ini.
Upaya ekspedisi ke Everest sendiri telah dimulai sejak tahun 1893 oleh Inggris, namun tidak pernah menuai keberhasilan, ini dikarenakan oleh pihak Tibet dan Nepal tidak memberikan izin. Baru di tahun 1920 akhirnya Inggris berhasil memperoleh izin dari pemerintah Tibet untuk melakukan ekspedisi.

Tahun 1921 di bulan Maret, ekspedisi ke Everest pertama kali dilakukan oleh Inggris. Ini merupakan ekspedisi pertama di dunia dalam usaha mencapai puncak Everest. Ekspedisi yang dipimpin George Mallory bertujuan untuk mengeksplorasi jalur pendakian mencapai puncak Everest.

Dalam jangka waktu 30 tahun sejak tahun 1921 itu setidaknya ada 10 ekspedisi yang telah dilakukan. Namun ke-10 eksepedisi ini berakhir dengan kegagalan bahkan telah merenggut nyawa para pendaki.

Bahkan di antara pendaki yang tewas itu adalah George Mallory dan Irvine. Mereka ketika itu tergabung dalam ekspedisi ke-3 Inggris pada tahun 1924. 8 Juni 1924 kabar tentang kehilangan Mallory dan Irvin tercuat. Baru di tahun 1933 kapak es Irvine ditemukan pada ketinggian 8.230 meter. Dan 73 tahun setelah hilang (tahun 1999) giliran jasad Malorry ditemukan secara utuh bersama kaca mata salju, altimeter dan pisau lipat.
Setelah ekspedisi Inggris yang ke-3 itu gagal, daerah Tibet dan Nepal ditutup untuk orang asing.

Siapa penakluk pertama puncak Everest?
Tahun 1952 kabar mengenai Everest kembali tersiar, lewat tim Ekspedisi Swiss yang ingin mencapai titik tertinggi. Ekspedisi ini berakhir dengan kegagalan dan hanya berhasil mengantarkan dua orang dalam timnya yaitu Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay mencapai ketinggian 8.550 meter.

Setelah kegagalan itu Swiss, Inggris kembali menyiapkan tim untuk ekspedisi di tahun berikutnya. Tim Inggris yang dibentuk kali ini dipimpin oleh seorang colonel John Hunt yang beranggotakan 10 pendaki dan seorang dokter. Ekspedisi yang dilakukan Inggris, ini merupakan yang ke-11 dalam usaha pencapaian puncak Everest.

Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay masuk dalam kelompok itu. Dalam perjalanan ini, cuaca buruk terus membayanginya, badai salju yang berlangsung sehari-semalam tak juga reda akibatnya 4 pengangkut beban mengundurkan diri karena buta salju.

Di tengah situasi buruk itu, Hillary dan Tenzing mencoba memberanikan diri untuk melanjutkan pendakian. Semangat itu terbayar tuntas. Keduanya berhasil mencapai puncak Everest. Sejarah kemudian mencatat Hillary dan Tenzing adalah orang pertama yang berhasil menaklukkan Everest pada 29 Mei 1953 atau 55 tahun lalu.

Yang perlu dicatat, sejak Everest telah disentuh oleh manusia melalui ekspedisi yang diawali pada tahun 1921, Everest telah menewaskan 130 orang hingga tahun 1996.

Orang tahu bahwa untuk berdiri di puncak Everest tidaklah mudah karena butuh biaya yang mahal, pengalaman mendaki, keberanian dan sebagian orang mengatakan bahwa orang-orang yang melampiaskan keinginannya berjalan menuju Everes adalah orang yang tidak berpikir sehat.
Sebagian orang tahu tentang hal itu, namun sebuah kenyataan yang sulit untuk di mengerti dalam jiwa para petualang tentang mengapa mereka melakukan kegilaan itu. Mallory jika menjawab pertanyaan ini akan menjawabnya: “Karena gunung itu ada di sana”.

1 komentar: